Minggu, 10 Oktober 2010

Batavia in Nineteenth Century Photographs

Buku ini sebenarnya dibilang buku bacaan juga bukan yah, tapi lebih ke arah buku yang berisi foto-foto Batavia jaman baheula, dikarang oleh Scott Merrillees dari Australia yang memang banyak mempelajari tentang Indonesia, bahkan sebagian dari foto-foto dalam buku ini merupakan koleksi beliau.Buku menceritakan mulai VOC mendarat pertama kali di kota Batavia dan membangun kota dalam bentengnya. Bukunya di tulis dalam bahasa Inggris, sambil menerangkan satu persatu mengenai gambar-gambar yang ada didalamnya. Buat orang-orang yang memang tertarik sama sejarah Batavia, buku ini amat menarik karena pembaca bukan sekedar diajak menghayalkan keadaan Batavia saat itu, tetapi juga disuguhi gambar-gambar yang menarik.

Buku diawali dari benteng kota tua di utara,bagaimana dahulu orang Belanda masuk ke pelabuhan lama dan diperiksa kelengkapan surat-suratnya. Didalam kota tua Batavia terdapat Balai Kota Batavia saat itu, yang merupakan pusat administrasi kota. Balai kota Batavia sampai saat ini masih berdiri yang kita kenal sebagai musium Fatahilah tentunya semua ini dilengkapi dengan foto-foto jadul dari tempat-tempat itu.

Kemudian masuk ke Molenvliet dimana dahulu merupakan daerah elite tempat berdirinya rumah-rumah pembesar VOC, salah satunya rumah Reinier de Klerk yang merupakan gubernur jenderal Belanda dari 1777-1780, saat ini rumah itu merupakan gedung arsip nasional. Saat ini tidak banyak lagi rumah-rumah di daerah Molenvliet yang masih tersisa. Di Molenvliet juga banyak berdiri penginapan, salah satunya adalah hotel Des Indes yang terletak di Molenvliet Barat yang sekarang adalah Jl. Gajah Mada. Buku ini memuat foto hotel Des Indes pada masa itu, dimana jalan didepannya masih berupa jalanan tanah yang sangat tenang, hehehe kebayang gak sih betapa macetnya disana sekarang, mungkin kalau orang-orang Belanda itu bangkit lagi bisa terkaget-kaget berat mereka.Hotel Des Indes di rubuhkan pada tahun 1972.

Selanjutnya adalah kota baru di daerah selatan. Seiring dengan makin berkembangnya Batavia, maka penduduk Batavia mulai merambah ke daerah Selatan. Pada paruh kedua abad ke 19, daerah elite bagi kaum Eropa yang menjajah Indonesia adalah Rijswik, Noordwijk dan Rijwijkstraat ( sekarang adalah Jl.Veteran, Jl.Juanda dan Jl. Batavia. Didaerah ini berdiri gedung Harmonie Society, pada masa keemasannya gedung ini merupakan pusat kegiatan sosial di Batavia, alias tempat dugem paling top di Batavia. Sayangnya gedung ini sudah dihancurkan juga diawal 1985 untuk memperluas jalan Majapahit.

Selain gedung-gedung yang telah saya sebutkan tadi sebenarnya masih banyak lagi yang bisa diceritakan tapi sayangnya susah juga ya kalau harus diceritain satu-satu,soalnya banyak banget foto-fotonya, pokoknya untuk orang-orang yang suka banget sama sejarah Batavia, buku ini sangat layak buat dibaca. Tapi membaca buku ini bikin saya berasa gado-gado alias campu aduk, sedih karena ternyata banyak bangunan kuno indah di Jakarta yang sudah dirubuhkan atas nama pembangunan. Lalu bahagia karena saya jadi menikmati perjalanan ke kantor saya didaerah Jatinegara, soalnya sambil membayangkan sih rumah-rumah kuno yang pernah didirikan di Meester nama daerah Jatinegara saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar